Fabio Quartararo telah memutuskan untuk melanjutkan karirnya di Yamaha hingga MotoGP 2026, meskipun mengalami kesulitan dalam bersaing di posisi-posisi depan. Keputusannya ini dikatakan dipengaruhi oleh faktor uang.
Pada bulan April lalu, Quartararo menandatangani kontrak baru dengan Yamaha yang berlaku hingga tahun 2026. Namun, melihat performa Yamaha yang menurun belakangan ini, motivasi pebalap asal Prancis ini menjadi dipertanyakan.
Sejak tahun 2022, Quartararo belum pernah lagi meraih kemenangan bersama Yamaha. Musim lalu, ia hanya mampu menempati posisi ke-10 dalam klasemen kejuaraan dunia, dan situasinya yang buruk berlanjut hingga tahun ini.
Di musim ini, Quartararo bahkan mengalami kesulitan untuk finis di posisi 10 besar dalam balapan utama. Hingga saat ini, ia hanya berhasil mencatatkan dua kali finis di enam seri yang telah berlangsung, yaitu di MotoGP Portugal dan Catalunya.
Sisanya? Pebalap berusia 25 tahun ini finis di luar 10 besar di Qatar, Amerika Serikat, dan Spanyol, serta gagal finis di Prancis. Namun, Quartararo tetap bertahan karena komitmen yang dimiliki terhadap Yamaha.
“Saya merasa sedikit terganggu dengan julukan ‘mata duitan’. Meskipun hanya sedikit, saya tahu alasan mengapa saya memilih bertahan. Ini karena proyek yang sedang kami kerjakan dan cara kerja orang-orang di Yamaha,” ujar Quartararo seperti yang dikutip oleh Crash.
“Tentu saja, faktor ekonomi adalah salah satu alasan kecil di balik semua hal baik yang telah saya perhatikan, yang mana lebih dari sekadar janji-janji,” tambah Quartararo.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Quartararo mendapatkan gaji sebesar 12 juta Euro per tahun, menjadikannya pebalap dengan bayaran pokok tertinggi saat ini.
Quartararo memilih bertahan di Yamaha karena ia tahu tak ada jalan pintas untuk mengembalikan pabrikan Jepang itu ke podium teratas. Butuh waktu untuk bisa kompetitif lagi.
“Kami kekurangan waktu. Kami butuh satu tahun. Pada awal tahun depan, saya rasa kami akan mampu berada di posisi yang berbeda dibanding sekarang,”
“Kami akan mulai mampu bicara seperti dulu lagi dan bukan memikirkan apakah kami bisa lolos ke Q2 dan lebih sering lolos dibanding sekarang,”
Comment