by

Jorge Martin The ‘Martinator’ Calon Rider Andalan Ducati di MotoGP

Jorge Martin mencuri perhatian penggemar balap usai memenangi MotoGP Styria di Red Bull Ring, Minggu (8/8/2021). Dengan fisik yang tidak fit, rider Spanyol ini meraih kemenangan dominan usai start dari pole. Tak pelak lagi, ia memang salah satu rider yang kerap jadi topik panas di paddock MotoGP sejak masih turun di Moto3.

Kini, Martin menjalani musim debut di kelas para raja bersama Pramac Racing, di bawah naungan Ducati. Martin pun mengaku, membela Ducati adalah impian jadi nyata, karena ia mengidolakan motor-motor mereka sejak masih anak-anak. Bahkan, kecintaannya pada pabrikan Italia ini diturunkan oleh sang ayah, Angel Martin.

Pembalap berusia 23 tahun ini pun memulai karier di dunia balap motor sejak belia, namun kiprah internasionalnya dimulai di Red Bull Rookies Cup 2012. Sayang, kala itu ia kerap dirundung cedera dan hanya duduk di peringkat 12. Namun, pada 2013, ia mencoba lagi dan tampil kompetitif. Ia jadi runner up di belakang Karel Hanika.

Pada 2014, Martin malah tampil jauh lebih dominan, meraih 10 podium, yang enam di antaranya merupakan kemenangan. Ia pun sukses menyabet gelar juara, membekuk juara dunia MotoGP 2020, Joan Mir, dengan keunggulan 57 poin. Prestasi ini pun membuatnya dilirik oleh Aspar Team untuk diturunkan di Moto3.

Martin dan Aspar sepakat bekerja sama di Moto3 2015. Martin mengendarai Mahindra, bertandem dengan Pecco Bagnaia. Sayang, lajunya terseok-seok, paceklik podium dan duduk di peringkat 17. Setahun setelahnya, ia lebih konsisten dan naik podium pertama kali usai finis kedua di Ceko. Namun, pada akhir musim, ia memilih hengkang.

Gebrakan Martin pun terjadi saat ia membela Gresini Racing pada 2017, mengendarai Honda. Ia langsung gaspol dan jadi ‘raja pole’. Total, ia meraih sembilan pole sepanjang musim, disertai sembilan podium. Sayangnya, Martin hanya meraih satu kemenangan, dan ia mengakhiri musim di peringkat keempat.

Setahun setelahnya, ‘Martinator’ kian dominan. Sekali lagi ia jadi ‘raja pole’, dengan 11 pole. Hasil balapnya juga makin oke. Dari 10 podium yang ia raih, tujuh di antaranya merupakan kemenangan. Alhasil, ia keluar jadi juara dunia, membekuk sang tandem, Fabio di Giannantonio. Hasil apik ini membuatnya digaet Red Bull KTM Ajo di Moto2 2019.

Pakai sasis rakitan KTM, Martin mengawali debut Moto2 dengan hasil tak konsisten. Tapi talenta dan kecepatannya masih jadi sorotan, dan banyak pihak yakin hadirnya trofi hanyalah soal waktu. Ia pun akhirnya naik podium untuk pertama kali di Moto2 usai finis ketiga di Motegi dilanjut dengan finis kedua di Phillip Island.

Meski Martin akhirnya ‘panas’, KTM sempat cemas ia tak bisa melanjutkan tren ini pada 2020, mengingat mereka berhenti merakit sasis sendiri dan bakal beralih ke Kalex. Namun, Martin malah jauh lebih garang, langsung sengit berebut kemenangan. Sepanjang musim, ia meraih enam podium, yang dua di antaranya kemenangan.

Martin bahkan sempat jadi kandidat juara, sebelum absen dari Seri San Marino dan Emilia Romagna akibat positif Covid-19. Walau tampil sangat kuat setelah sembuh, Martin harus legawa mengakhiri musim di peringkat 5 pada klasemen akhir Moto2 2020 dan melihat gelar jatuh ke tangan Enea Bastianini.

Martin pun sempat dikabarkan akan naik ke MotoGP 2021 bersama Tech 3 KTM, namun akhirnya justru membela Pramac Racing, menggantikan Jack Miller yang pindah ke tim pabrikan Ducati. Meski membela tim satelit, ia mendapatkan motor Desmosedici GP21 spek pabrikan, dan mampu mengawali musim dengan baik.

Martin menggebrak lewat pole dan podium di di Seri Doha, di mana ia memimpin 18 lap pertama, sebelum akhirnya finis ketiga usai disalip Fabio Quartararo dan Johann Zarco. Sayang, tren positif Martin terhambat akibat kecelakaan di Portimao, di mana ia mengalami retak di delapan tulang berbeda dan harus absen empat balapan.

Meski melewati masa kelam, rasa percaya diri Martin tak surut. Ia yakin punya potensi besar hingga menjalani masa pemulihan dengan sabar. Ia fokus menatap dua balapan di Red Bull Ring, sirkuit kekuasaan Ducati. Benar saja, ia langsung meraih pole di Seri Styria, memimpin selama 24 lap, dan meraih kemenangan perdana di kelas para raja.

Martin kini sejajar dengan Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Marc Marquez, dan Brad Binder, sebagai rider yang mampu menang di MotoGP sebagai debutan. Ia juga menjadi rider tim satelit Ducati pertama yang mampu menang di MotoGP. Tak pelak lagi, melihat talenta dan performa yang meledak-ledak ini, Martin bisa jadi rider andalan Ducati di masa depan.

News Feed